GlukoSipp Bantu Kendalikan Diabetes Melitus

GlukoSipp merupakan Glukometer non invasif yang dilengkapi Pompa Insulin dan Glukagon. Alat ini hasil inovasi tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) untuk membantu pengendalian penyakit diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 di Indonesia.

Ketiga mahasiswa UB itu adalah Fajrul Fallaah Hidayatulloh (FT), Felix Wijaya (FT) dan Diah Rana Hafizhah (FK) dengan pembimbing Ir. Nurussa’adah, M.T. dan dr. Rulli Rosandi, Sp.PD-KEMD.  

Inovasi yang didanai Kemdikbudristek dan Universitas Brawijaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta tahun 2023 ini telah mendapatkan sertifikat HKI (Hak Kekayaan Intelektual) yang diterbitkan DJKI (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual).

“Alat pengecekan gula darah yang banyak terdapat di pasaran saat ini membutuhkan banyak komponen seperti lancet beserta lancet device, strip gula darah, dan alat glukometer. Pengecekan yang dilakukan juga membuat pasien atau pengguna kurang nyaman karena harus ditusuk ujung jarinya menggunakan lancet untuk melihat kadar gula darahnya,” ujar Diah.

Menurut Diah, untuk penyakit diabetes yang sifatnya kronis dan tidak dapat disembuhkan, kontrol dan pemantauan kadar gula darah secara kontinu sangat penting untuk menghindari kemungkinan komplikasi serta kemungkinan terjadinya perburukan.

Tim PKM Karsa Cipta, kolaborasi Departemen Teknik Elektro dengan Program Studi Kedokteran ini membuat inovasi GlukoSipp glukometer non invasif berbentuk gelang menggunakan sensor PPG dengan memanfaatkan metode spektroskopi.

“Alat glukometer GlukoSipp ini memiliki prosedur penggunaan cukup mudah hanya dengan memakainya sebagai gelang dan melakukan log-in di aplikasi GlukoSipp, pengguna sudah bisa memantau kadar gula darahnya kapanpun dan dimanapun,” kata Falah selaku ketua tim PKM KC GlukoSipp.

Selain glukometer non invasif, ketiga mahasiswa itu juga membuat pompa hormon insulin dan glukagon otomatis untuk memudahkan pengobatan pada pasien diabetes melitus tipe 1.

“Walaupun jumlah penderita diabetes melitus tipe 1 tidak sebanyak diabetes melitus tipe 2, namun perlu diketahui bahwa penderita diabetes melitus tipe 1 di Indonesia menurut update dari IDF pada tahun 2022 mencapai 41,8 ribu. Angka tersebut bukanlah angka yang kecil,” kata Felix.

Dengan inovasi pompa hormon insulin dan glukagon, lanjut dia, dapat membantu pemerintah menanggulangi darurat diabetes di Indonesia.

Saat ini pompa insulin masih belum ada di Indonesia. Sedangkan harga pompa insulin di luar negeri mencapai ratusan juta rupiah.

Cara kerja sistem glukometer GlukoSipp menggunakan metode spektroskopi dan photoplethysmography untuk menghitung kadar glukosa dalam darah sesuai hukum Beer-Lambert yaitu menghitung redaman cahaya berdasarkan material yang dilaluinya.

Implementasinya menggunakan groove optical sensor dengan panjang gelombang tertentu yang sinar inframerahnya dapat menembus kulit dan ditangkap kembali photodioda.

Perbandingan intensitas sinar yang ditangkap photodioda kemudian dihitung menggunakan suatu rumus matematis dan dilakibrasikan sehingga menjadi nilai glukosa.

Selain glukometer, terdapat sistem automatic pump yang akan menginjeksikan insulin secara otomatis jika kadar gula darah penderita diabetes berada di atas batas normal (hiperglikemia; kadar gula darah >180 mg/dL).

Begitu pula dengan glukagon akan diinjeksikan kepada penderita diabetes yang cenderung mengalami hipoglikemia (kadar gula darah di bawah normal; kadar gula darah <70 mg/dL) yang parah.

GlukoSipp dilengkapi aplikasi yang dapat diunduh pada smartphone pengguna sehingga memungkinkan pengguna untuk memonitor kadar gula darah secara real time dan riwayat kadar gula darah dalam bentuk grafik. 

Selain itu ada fitur terkait saran diet dan olahraga yang sesuai untuk diterapkan atau dilakukan penderita diabetes.

“Penderita diabetes juga dapat menggunakan aplikasi GlukoSipp untuk konsul dengan dokter profesional terkait kondisi yang dialaminya saat ini,” katanya.

Tim PKM KC GlukoSipp saat ini sedang melakukan uji coba alat glukometer non invasif GlukoSipp. 

Hasil pengukurannya dibandingkan dengan glukometer invasif yang beredar di masyarakat.

“Alat ini sangat berpotensi untuk diperjualbelikan, karena itu untuk pengembangan ke depannya GlukoSipp akan diperkecil dari segi dimensinya yakni dengan mengubahnya dengan IC sehingga lebih wearable untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari, serta menambahkan fitur Artificiall Intelligence sehingga teknologi ini semakin canggih,” jelas pembimbing utama tim PKM KC GlukoSipp, Ir. Nurussa’adah, M.T.

Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular akibat gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. 

Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021, Indonesia menjadi negara dengan tingkat kematian akibat diabetes melitus tertinggi ke-2 di seluruh dunia. 

Indonesia juga menempati urutan ke-7 negara bdengan jumlah penderita diabetes yaitu 10,7 juta orang.

Kehadiran GlukoSipp diharapkan bisa memudahkan treatment pada penderita diabetes di Indonesia dan sebagai bentuk nyata kontribusi mahasiswa Universitas Brawijaya untuk penanggulangan darurat diabetes di Indonesia.***

Sumber: Humas UB
Foto: GlukoSipp hasil inovasi tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB).(Humas UB)

Artikel Lainnya


5 Kiat Merawat Gigi dan Mulut di Usia Lanjut

View Article

Good relationship makes you live longer

View Article

Tanda Lansia Butuh Perawat Khusus

View Article

Apakah Terapi Insulin Harus Seumur Hidup?

View Article

Lansia Penderita Diabetes Rentan Alami Gangguan Pendengaran

View Article

Masalah Kesehatan Ketika Usia Telah di Atas 50 Tahun

View Article