Waspada, Gejala COVID-19 Sub Varian Arcturus Hampir Sama dengan Varian Sebelumnya
Gejala COVID-19 sub varian Arcturus atau XBB 1.16 hampir sama dengan gejala COVID-19 sebelumnya. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
Gejala COVID-19 sub varian Arcturus antara lain batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan. Namun sejumlah negara ada yang melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitas dan ada kotoran.
Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril mengumumkan tambahan 5 kasus COVID-19 sub varian Arcturus sehingga total menjadi 7 kasus.
''Semua pasien sudah sembuh, ada 5 kasus 2 dari Surabaya 3 ada di Jakarta. Alhamdulillah semuanya membaik dengan gejala yang ringan,'' ujar dr. Syahril.
Sub varian Arcturus masih dalam status under monitoring, tidak termasuk variant of concern. Dikatakan dr. Syahril, adanya sub varian baru biasanya telah terjadi kenaikan kasus di negara lain.
Dari 29 negara, ada sejumlah negara yang melaporkan kasus terbanyak antara lain India, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia.
''Ini (sub varian Arcturus) asal mulanya dari India itu sangat banyak. Untuk Indonesia kalau kita melihat dalam satu minggu terakhir ada memang kenaikan kasus dan sudah ditemukan dua kasus di awal pada tanggal 5 April, dan hari ini kita umumkan ditambah 5 jadi 7 kasus,'' jelasnya.
Meski terjadi kenaikan kasus, namun angka kematian masih belum melebihi batas yang disyaratkan WHO karena di bawah 1/100.000 penduduk. Kemudian pasien yang dirawat masih belum di atas 5/100.000 penduduk.
''Jadi ini parameter-parameter walaupun terjadi kenaikan tapi masih menunjukkan angka-angka di bawah standar WHO itu masih stabil. Ini menjadi catatan kita semua sebagaimana peringatan WHO bahwasanya pandemi masih ada dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus karena sumber varian baru,'' kata dr. Syahril.
Dia mengatakan selain COVID-19, penularan penyakit lain harus diwaspadai sehingga masyarakat perlu memakai masker.
Pemakaian masker direkomendasikan untuk orang yang merasa sakit seperti batuk flu. Selain itu juga mereka yang akan berdekatan dengan orang sakit.
Untuk meningkatkan pencegahan, pemerintah menganjurkan masyarakat melakukan tes cepat antigen mandiri. Ada dua produk yaitu produk dalam negeri dengan kode AKD dan produk luar negeri dengan kode AKL.
Produk itu bisa didapat di toko alat kesehatan, apotek atau tempat lain yang ada izin distribusi alat kesehatannya. Tes cepat antigen mandiri itu menggunakan metode nasal yaitu hanya memasukan alat melalui hidung.
Tata caranya sudah tersedia petunjuk penggunaan pada produk. Setelah melakukan colok idung selanjutnya melakukan pindai kode QR yang ada pada produk melalui aplikasi SatuSehat. Apabila hasilnya positif harus ditindak lanjut dengan PCR.
Tes cepat antigen mandiri ini bisa mendeteksi dini virus COVID-19. Selanjutnya akan mudah melakukan pencegahan atau pengobatan.***
Fotio: Dok. Kemenkes