Gejala dan Cara Mengatasi Hipertensi pada Lansia
Salah satu masalah kesehatan yang menyerang kelompok lanjut usia (lansia) adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Seiring dengan bertambahnya usia, orang lebih berisiko mengalami hipertensi.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, hipertensi pada lansia di Indonesia terbanyak dialami umur 75 tahun ke atas, disusul 65-74 tahun dan 55-64 tahun.
Gejala hipertensi pada lansia
Umumnya kelompok lansia mengalami hipertensi sistolik terisolasi yang ditandai dengan tekanan darah sistolik 130 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik di bawah 80 mmHg.
Berikut beberapa gejala hipertensi yang sering dikeluhkan lansia:
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas
- Kepala terasa pusing saat berdiri atau bangun dari tempat tidur
- Sakit kepala hingga keliyengan dan ingin jatuh
Gejala hipertensi pada lansia umumnya jarang disadari karena mirip dengan masalah kesehatan lainnya.
Karena itu disarankan lansia untuk melakukan cek tekanan darah secara berkala.
Penyebab hipertensi pada lansia
Menurut Kementerian Kesehatan, faktor penyebab hipertensi pada lansia akan muncul secara alami
seiring dengan bertambahnya usia.
Kondisi ini dipengaruhi menurunnya daya tahan dan fungsi organ tubuh, seperti pembuluh darah arteri yang mengeras seiring bertambahnya usia.
Akibatnya, lansia mudah lelah, lebih jarang beraktivitas, mudah marah hingga susah tidur. Jika itu terjadi terus-menerus bisa meningkatkan risiko hipertensi.
Cara mengatasi hipertensi pada lansia
Cara untuk mengatasi hipertensi pada lansia secara alami bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat.
- Menjaga berat badan tetap ideal
Berat badan di atas ideal bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Jika berat badan berlebih, konsultasi ke dokter untuk program diet paling pas sesuai kondisi tubuh.
- Rutin berolahraga
Olahraga membantu menjaga tekanan darah lansia tetap terkontrol. Pilih olahraga yang aman dan minim risiko cedera seperti jalan kaki atau berenang. Cukup 30 menit per hari atau 150 menit per minggu.
- Diet DASH
DASH atau Dietary Approaches to Stop Hypertension terbukti efektif mengatasi tekanan darah tinggi.
Diet ini melibatkan sayur, buah, biji-bijian seperti nasi merah, dan protein rendah lemak (ayam tanpa kulit, ikan kukus, telur rebus, susu rendah lemak).
- Mengurangi asupan garam dan natrium
Seiring bertambahnya usia, tubuh dan tekanan darah lebih sensitif dengan garam atau natrium.
Batasi makanan terlalu asin, penyedap, aneka saus, makanan cepat saji, makanan olahan, makanan beku, atau makanan instan.
- Berhenti merokok
Merokok bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lain.
- Tidur berkualitas
Lansia perlu tidur cukup dan nyenyak setiap malam. Jika ada masalah tidur seperti mendengkur atau tiba-tiba terbangun bisa jadi itu tanda sleep apnea.
Gangguan tidur ini perlu diatasi karena bisa meningkatkan tekanan darah.
- Mengelola stres
Mengatasi dan mengelola stres sangat penting untuk menjaga tekanan darah agar tetap terkontrol.
- Mengonsumsi obat hipertensi
Selain gaya lebih sehat, cara mengatasi hipertensi pada lansia terkadang dibutuhkan terapi obat. Biasanya dokter akan memberikan obat kombinasi pada lansia penderita hipertensi.***
Foto Ilustrasi - Pixabay
Sumber: National Institut of Aging