Mengenal Klasifikasi Hipertensi dari Prehipertensi hingga Krisis
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang sering diderita lanjut usia (lansia).
Karena itu, penting untuk memahami cara mencegah tekanan darah tinggi agar terhindar dari komplikasi.
Ketika memeriksa tekanan darah, dokter menggunakan panduan klasifikasi hipertensi untuk menentukan tingkatan tekanan darah pasien.
Ada empat klasifikasi hipertensi yaitu prahipertensi, hipertensi tingkat 1, hipertensi 2 dan hipertensi krisis.
1. Prehipertensi
Prehipertensi merupakan peringatan seseorang berpotensi mengidap tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Ini ditandai dengan tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg.
2. Hipertensi tingkat 1
Jika tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg secara konsisten, pasien menderita hipertensi tingkat 1.
Kemungkinan dokter akan menganjurkan perubahan gaya hidup.
Selain itu juga mempertimbangkan pemberian obat-obatan tekanan darah berdasarkan risiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis, seperti serangan jantung atau stroke.
3. Hipertensi tingkat 2
Hipertensi tingkat 2 umumnya diderita kelompok lanjut usia (lansia). Penderita klesifikasi hipertensi ini berisiko menderita gangguan kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).
Orang menderita hipertensi tingkat 2 ketika tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih.
4. Hipertensi krisis
Hipertensi krisis jika angka tekanan darah mencapai 180/120 mmHg atau lebih.
Pada klasifikasi hipertensi ini, peningkatan tekanan darah terjadi secara tiba-tiba dan parah.
Hipertensi krisis perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, atau masalah kesehatan lainnya yang mengancam nyawa.
Berbeda itu , Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengklasifikasikan hipertensi dengan lebih sederhana.
Menurut WHO, klasifikasi hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih.***