Neuropati Perifer Paling Umum Terjadi pada Penderita Diabetes
Hingga kini belum diketahui secara pasti pemicu terjadinya neuropati diabetik atau kerusakan saraf akibat diabetes.
Namun, para ahli meyakini kerusakan saraf ini dipengaruhi kadar gula darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama.
Selain kadar gula darah tinggi, lamanya seseorang mengidap diabetes juga dapat memengaruhi risiko neuropati diabetik seperti obesitas, usia lanjut, genetik, kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan konsumsi alkohol.
Komplikasi neuropati diabetik dibagi menjadi empat jenis yaitu neuropati perifer, mononeuropati, neuropati otonom dan neuropati proksimal.
1. Neuropati perifer
Dari empat jenis itu, neuropati perifer yang paling umum terjadi pada penderita diabetes. Ini bisa terjadi pada kaki atau tangan. Ini membuat mereka tidak merasakan sakit meski area kaki atau tangan terluka.
2. Neuropati otonom
Neuropati otonom terjadi ketika sistem saraf otonom mengalami kerusakan.
Ini bisa memicu terjadinya inkontinensia atau kesulitan menahan keinginan berkemih jika mengenai saraf yang mengontrol kandung kemih.
3. Mononeuropati
Mononeuropati terjadi ketika kerusakan saraf mengenai satu saraf atau kelompok saraf spesifik. Ini berisiko memunculkan rasa nyeri hebat dan pelemahan pada area terdampak.
4. Neuropati proksimal
Dikenal sebagai amiotrofi diabetik, neuropati proksimal sering ditemukan pada laki-laki pengidap diabetes tipe 2 berusia di atas 50 tahun.
Kerusakan saraf ini bisa menyebabkan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba sekaligus pelemahan otot di area tertentu. Keluhan ini bisa menyebar ke dada, perut dan tangan.***







